Bintang ganesa-red. Selama ini, kebanyakan dari kita mungkin tidak selalu memperhatikan akan aktivitas tanpa henti jantung kita, sekitar seratus ribu denyut per hari, atau sekitar tiga puluh tujuh juta per tahun dan tiga miliar kali rata-rata seumur hidup kita.
Namun tidak selalu demikian. Kadang denyut nadi anda tiba-tiba
bertambah kencang tanpa alasan yang jelas. Mungkin jantung anda berdegup
kencang. Mungkin tampak berdebar atau kelewatan satu detakan. Saat itu
terjadi, mungkin Anda akan berpikir, apakah ini normal?
Ini bisa jadi sebuah pertanyaan yang membingungkan, terutama jika
Anda tidak tahu fakta-fakta seputar detak dan irama jantung. Berikut
adalah lima mitos umum tentang hal ini, dan tentu saja masing-masing
faktanya yang disadurkan dari "5 hearts rate myths debunked”.
Mitos 1: Detak jantung tak menentu berarti Anda mengalami serangan jantung.
Hampir tidak pernah demikian. Cukup umum bagi Anda untuk merasa
berdebar-debar, detak yang berubah-ubah, atau melewatkan sebuah detakan
dari waktu ke waktu. Jika Anda memantau irama jantung seseorang dalam
jangka waktu yang cukup panjang, hampir setiap orang akan menunjukkan
detak jantung yang terlewatkan atau tertambahkan (detak ekstra) yang
kadang-kadang muncul. Sangat jarang bagi keadaan ini (yang tanpa
dibarengi oleh nyeri dada atau napas memendek) mengindikasikan bahwa
sedang terjadi serangan jantung.
Jika ada detak yang sesekali terasa terlewatkan, atau jantung terasa
terpacu dan melambat tanpa alasan yang jelas belakangan ini, atau
perasaan berdebar-debar menjadi cukup sering, maka sensasi-sensasi ini
mungkin mengarah ke irama jantung yang abnormal (aritmia).
Sebagian besar aritmia tidak bersifat mengancam, namun ini bukan
bermakna bahwa Anda bisa mengabaikan keberadaannya. Beberapa jenis
aritmia meningkatkan risiko stroke, gagal jantung dan kematian
tiba-tiba. Jadi adalah tindakan bijak untuk melakukan konsultasi dengan
dokter anda jika ada dirasakan detak jantung yang tidak menentu
(khususnya jika baru terjadi atau sering terjadi) – bahkan jika tidak
ada gejala-gejala yang mengganggu sekalipun.
Pelbagai aritmia dapat memengaruhi serambi-serambi jantung (atria)
atau – lebih buruk lagi, namun lebih jarang – bilik-bilik jantung
(ventrikel). Aritmia atrial yang paling paling sering – fibriliasi
atrial – menyebabkan jantung berdetak tidak beraturan, dan membuat
kemungkinan stroke menjadi lebih tinggi. Fibrilasi atrial seringkali
menyebabkan detak jantung yang semakin cepat, namun juga bisa
menyebabkan detak jantung melambat atau tidak berubah sama sekali.
Pemeriksaan EKG dapat membantu mendiagnosis fibrilasi atrial.
Mitos 2: Nadi yang cepat berarti Anda tertekan.
Stres dapat meningkatkan denyut jantung istirahat anda, terkadang
menukik hingga melebihi 100 kali per menit, sebuah kondisi yang dikenal
dengan takikardia. Namun merokok atau mengonsumsi kafein berlebihan juga
bisa menyebabkan ini. Demikian juga halnya dengan dehidrasi, demam,
anemia, dan penyakit tiroid.
Jika tidak ada penyebab yang jelas, setiap orang yang mengalami
takikardia saat beristirahat sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Bahkan detak jantung yang berada di ambang batas atas normal bisa
menandakan adanya masalah kesehatan.
Detak jantung istirahat, bisa Anda ukur melalui denyut nadi anda
ketika dalam kondisi rileks dan tidak melakukan aktivitas yang membebani
tubuh secara berlebihan sesaat sebelumnya. Frekuensi denyut nadi yang
baik adalah tidak melebihi rerata 85 kali per menit. Namun jika denyut
nadi istirahat anda melebihi 85 kali per menit tanpa ada alasan yang
jelas untuk itu, maka penyebab dari sisi kesehatan sebaiknya diselidiki.
Pada beberapa kasus takikardia melambungkan denyut jantung – hingga
melebihi 200 kali per menit – memberikan banyak gejala seperti napas
memendek (terengah-engah), nyeri dada, pusing berputar, dan pingsan.
Jika dibiarkan dalam jangka waktu lama, denyut jantung istirahat yang
berkisar atau lebih tinggi dari 130 kali per menit dapat melemahkan
kemampuan pompa jantung. Perbaikan untuk pelemahan ini bisa terjadi bila
Anda mampu mendapatkan denyut jantung istirahat yang normal kembali. Di
dalam dunia medis, kondisi ini sering dicapai melalui terapi
obat-obatan atau prosedur yang memberikan kejut elektrik pada jantung.
Beberapa pasien – terutama di negara-negara maju – diberikan
penghancuran target terhadap area kecil pada jaringan jantung di mana
aritmia berasal guna membenahi kondisi pasien.
Mitos 3: Detak jantung istirahat yang normal berkisar antara 60 – 100 kali per menit
Ya memang benar itu adalah rentang normal denyut jantung pada dewasa.
Namun semakin mendekati batas atas nilai normal itu berarti semakin
besar kemungkinan bagi masalah kesehatan yang serius.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa bahkan pada rentang normal
sekalipun, nilai detak jantung istirahat yang tinggi dihubungkan dengan
peningkatan risiko penyakit iskemik jantung, stroke, dan kematian
jantung mendadak.
Para peneliti Norwegia baru-baru ini melaporkan bahwa setiap
peningkatan 10 denyutan pada detak jantung istirahat per menitnya,
risiko kematian akibat suatu serangan jantung meningkat 18% pada
perempuan dan 10% pada laki-laki. Penelitian di Jepang baru-baru ini
menunjukkan denyut jantung istirahat yang melebihi 80 kali per menit
dihubungkan dengan risiko yang lebih besar untuk menjadi kegemukan
(obesitas) atau penyakit jantung berpuluh tahun mendatang. Diabetes dan
kegemukan adalah dua faktor risiko bagi masalah jantung.
Penelitian-penelitian itu tidak membuktikan bahwa denyut jantung
istirahat yang tinggi menyebabkan serangan jantung, obesitas ataupun
diabetes. Pun demikian ini adalah sebuah pertimbangan untuk faktor
risiko.
Jadi, kira-kira berapa tinggi batasnya untuk dikatakan terlalu
tinggi? Sebenarnya tidak ada kesepakatan yang absolut mengenai nilainya,
namun sebagian besar dokter setuju bahwa detak jantung istirahat yang
berada di ambang batas tinggi tidaklah ideal.
Untuk mengukur denyut nadi anda, tekankan jari telunjuk dan jari
tengah di atas pergelangan tangan satunya lagi, tepat di bawah ibu jari.
Tekan dengan lembut sampai anda merasakan denyut anda. Hitunglah
denyutan selama satu menit penuh, atau mungkin menghitung dalam 30 detik
kemudian hasilnya dikalikan dua. Guna mendapatkan denyut jantung
istirahat yang tepat, setidaknya duduklah hening selama 10 menit sebelum
mulai memeriksa denyut nadi anda.
Mitos 4: Detak jantung yang lambat berarti jantung lemah
Beberapa orang mungkin berpikir, atau barangkali bahwa mendengar jika
detak jantung istirahat mereka terlalu lambat, maka mereka sedang
menghadapi kemungkinan bahwa jantung mereka akan berhenti sama sekali.
Namun fakta, hal ini cenderung sebaliknya.
Jantung adalah kumpulan otot, sebagaimana otot-otot lainnya, ia
tumbuh menjadi kuat dengan latihan. Semakin kuat otot jantung, maka
semakin efesien ia bekerja, memerlukan lebih sedikit detakan guna
memompa darah ke seluruh tubuh. Jadi jantung dengan detak jantung
istirahat di bawah 60 kali per menit (dikenal sebagai bradikardia)
cenderung adalah jantung yang kuat dan sehat. Itulah mengapa atlet yang
terlatih sering kali memiliki detak jantung istirahat antara 40 – 60
detak per menit.
Biasanya jika orang-orang memiliki detak jantung istirahat yang
lambat tanpa ada gangguan kesehatan yang bermakna, maka hal ini bukanlah
sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Namun pada manula, bradikardia (yang
bahkan tidak menunjukkan gejala) bisa jadi sebenarnya menandakan masalah
jantung. Obat-obatan tertentu seperti penyekat beta dan beberapa obat
lainnya juga dapat menyebabkan bradikardia. Kondisi ini jika tidak sehat
menimbulkan gejala-gejala seperti lelah, pusing dan pingsan.
Mitos 5: Oleh karena detak jantung saya normal, maka tekanan darah saya pastilah normal.
Tidak ada hubungan yang sederhana antara detak jantung (yang diukur
melalui denyut nadi dalam denyut/detak per menit) dan tekanan darah
(yang diukur dalam milimeter air raksa).
Seseorang bisa saja memiliki detak jantung yang normal, sementara
juga memiliki tekanan darah yang tinggi. Begitu pula sebaliknya, mereka
yang detak jantung yang tidak normal, bisa saja memiliki tekanan darah
yang normal. Olahraga berat secara tajam meningkatkan laju detak jantung
anda, namun mungkin hanya meningkatkan tekanan darah secukupnya saja.
Akan bagus jika Anda memiliki detak jantung dan juga tekanan darah yang normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar